16.11.15

Menyebalkan -Tutup Buku-

Siapa yang tak sebal ketika kamu dibilang tukang ngarang cerita ?
Siapa yang tak sakit hati dibilang merusak hubungan orang ?
Untungnya aku masih punya hati dan bisa nahan buat gak bilang "woii punya kaca ?"
Aku salah, tapi tak sepenuhnya aku salah.. Yaa semua orang pasti punya pembenaran masing2, bukankah kamu juga begitu ?

Tak ingin ada lagi yang tersakiti. Cuma itu tujuanku. Tapi nyatanya salah, nyatanya caraku salah semua. Andai saja dia tau, cuma itu caraku menitipkanmu sahabat. Agar dia mampu mencintaimu dengan semua kelebihan dan kekuranganmu. Aku telah membuang rasa "lebih" itu karena aku tau, aku telah menemukan yang nyatanya aku cari. Bukankah aku selalu berpesan padamu untuk tidak menyakiti perempuan2 lain termasuk dia yang saat ini benar-benar mencintaimu. -Jangan kecewakan dia- , bukankah itu pesanku padamu, mungkin kamu lupa sudah berapa kali aku bilang itu. Tapi nyatanya berbeda, tak ada niat untuk menghancurkan, untuk apa ? aku bukan anak kecil yang suka balas dendam dengan orang yang telah menyakitiku. tau kenapa ? karena aku tak ingin diperlakukan seperti itu.

Please yang baca gak boleh marah yaa, karena anda masuk ke dalam dunia saya. Ini milik saya, gak suka g usah dilanjutin bacanya.. sekali lagi, aku bukan sok-sokan masuk dan mencari masalah, aku akan menyelesaikannya dengan caraku sendiri, mungkin ada yang tak suka, jangan khawatir aku telah memilih dan aku tak mudah goyah akan pilihanku.

Jujurku salah, yaa entah kenapa banyak yang enyah dengan kebenaran saat ini. Aku tak pernah sedikitpun mendoktrin, harusnya jika dia dewasa dia akan tau apa yang aku katakan. Belajar dari kata2 orang lain, itu tak salah sama sekali. Pilihan, aku tak pernah menghasut pilihan orang aku hanya menyampaikan pendapatku ketika ditanya dan saat itu aku memposisikan diri menjadi dia.

Persahabatan, aku belajar membalut setiap luka yang dulu anda menjadi sebuah kata indah itu. Aku tau "orang yang aku cintai" tak suka itu, benci dan sangat benci saat aku masih berhubungan dengannya, aku tau itu wajar karena kejadian itu, tapi tenanglah aku telah memilihmu, jangan pernah takut kehilangan seseorang karena tak ada yang abadi.

Persahabatan, aku buat semanis mungkin. Aku bahagia jika dia bahagia, karena dulu aku sempat dibuat bahagia. Tapi malam itu entah, aku mengecewakan sahabatku (menurutnya), taukah kamu aku dulu lebih kecewa dan super kecewa tapi apa balasanmu ? ahh sudahlah.

Hei, aku bukan perempuan super baik seperti yang kamu kira... Entahlah, aku tak tau lagi. Bukankah jika dia tau ceritamu dan tetap mencintaimu bukankah itu cinta sejati ? Gadis cantik itu perlu waktu untuk mencerna semua kenyataan tapi aku sudah terlanjur disalahkan. Tak apa jika nantinya kamu akhirnya dengan sepenuh hati memperjuangkannya dan akhirnya kalian bahagia. Tak apa kau membenciku.

Tolong, jaga cinta itu setulus mungkin. Tak perlu menyakiti, ikhlas, sabar, tumbuhkan "saling", dan berdoa pasa Ilahi Robbi, didekatkan jika memang jodoh dan dijauhkan jika memang tak berjodoh. Harus berpasrah tapi tetap berdoa dan berusaha.
Mendengarkan orang lain tak salah, jadilah pendengar yang hebat yang mampu memfilter apa pun yang dikatakan orang lain, menyesuaikan dengan kenyataan yang ada. Berubah atau tidak akan kembali lagi kepada pendengar,

Maaf jika ada yang salah. Persahabatan manis itu mungkin sedang menunggu waktu yang tepat untuk menentukan jalannya.

Yang terpenting saat ini, orang2 yang aku sayangi bahagia dengan pilihannya, aku akan tetap menjadi lilin untuk mereka. Terang bersama mereka. Hanya saja aku malas jika harus melakukan pembelaan tanpa pernah didengar. Mungkin akan tutup buku cerita ini, cukup sekian.

Ibaratkan saja, ketika pondasi rumah yang kamu bangun belum kuat, jangan salahkan badai kalau rumahmu ternyata roboh diterjangnya.

Bahagia itu tak perlu ikut ada di dalamnya tapi cukup memandang dari kejauhan ada senyum yang mengembang, semuanya akan baik2 saja. Doa yang baik tak akan pernah tertolak.

Tidak ada komentar: