28.11.15

Tak Kan Ada Yang Abadi

Sesuatu yang datang pasti akan pergi . Entah apa pun itu, bersifat nyata atau abstrak, yang dapat dipegang atau pun tidak. Kehilangan ? Bukan kah setiap orang pernah kehilangan ? namun dengan kadar yang berbeda-beda pastinya. Yaa, sekuat apa kita akan menghadapi sebuah "kehilangan". 

Hilang berarti berpisah atau tak lagi dapat dipegang tau tak lagi dapat dirasa. Allah selalu mengajarkan kita untuk sabar dan ikhlas, yaa tak semudah itu melakukannya. Tak semudah dengan ucapan. Kuat ? Harus kuat, sekuat tenaga membangun fondasi. Sekuat tenaga membuat benteng pertahanan yang apabila dihantam badai tetap kuat berdiri, walaupun mungkin yg lain tak tahu didalamnya mungkin mengikis, didalamnya mungkin menangis. 

Kemarin aku menonton lagi film Habibie dan Ainun, sungguh inspiring sekali pasangan ini. Mereka satu, tak bisa dipisahkan tapi garis Tuhan yang akhirnya memisahkan. Bukan dipisahkan tapi hanya tak bertemu sementara, hati mereka tetap satu. Yaa seperti itu, tak ada yang abadi bersama, tapi perjalanan cinta mereka akan abadi sepanjang masa. 

Begitupun tiap-tiap dari kita. Mensyukuri apa yang telah dimiliki tak boleh dilupakan. Cintailah apa yang kamu miliki seperlunya, kata-kata yang selalu kuingat. Karena saat ini aku tau, tak ada yang abadi. Berpisah itu menyakitkan, menghilang itu perih. Mungkin kita belum menemukan sepenuhnya penggalan jiwa kita, belum sepenuhnya karena masih berbentuk "aku dan kamu" belum menjadi "kita". Tak usah lah sok-sokan yakin menjadi "kita" jika belum sepenuh hati bisa menerima dan mendengarkan. "Kita" adalah ketika "aku dan kamu" dipersatukan didalam suatu ikatan suci.

Karena tak kan ada yang abadi, kita tak tau kapan kita meninggalkan atau ditinggalkan maka lakukan yang terbaik untuk orang-orang yang kamu sayangi. Melengkungkan senyum di bibir mereka, meringankan beban mereka, dan apa pun asal mereka bahagia. Selagi aku mampu aku akan berusaha, Allah sudah menitipkan aku pada orang-orang yang menyayangiku dan ijinkan aku membuat mereka bangga. Secuil kebahagiaan sebelum tanggung jawab mereka benar-benar berakhir. 

Kita lah yang harus kuat, jangan sekali-sekali lemah dihadapan mereka yang sedang lemah. Jadilah sandaran yang bisa meringankan. Hargai setiap upaya menguatkan yang pernah Allah kirim pada kita, entah melalui apa atau siapa. Bukan masalah kehilangan, bukankah Allah selalu mengganti dengan yang lebih baik ? Yaa atau paling tidak sama, sepadan karena Allah memberikan apa yang kita butuhkan bukan yang kita inginkan.

Kirimkan sepucuk kebahagiaan, secercah senyum, dan selimut cinta untuk kedua orang tuaku. Ijinkan aku membahagiakan mereka sebelum melepasku terbang dengan sayapku sendiri. Panjangkan umurnya ya Allah, ijinkan aku melengkapi dan menyempurnakan bahagianya. Aamiin :)

Tidak ada komentar: